Morfologi, sistem
perkembangbiakan & klasifikasi virus, fungi (jamur), khamir, algae &
protozoa serta manfaat
v Virus
1. Morfologi virus
Morfologi virus sebagai berikut :
a) Virus
berukuran aseluler (tidak mempunyai sel).
b) Virus
berukuran amat kecil, jauh lebih kecil daripada bakteri.
c) Virus
hanya memiliki sala satu macam asam nukleat (RNA atau DNA).
d) Virus
umumnya berupa semacam hablur (kristal) dan bentuknya sangat bervariasi
e) Tubuh
virus terdiri atas kepala, kulit(selubung atau kapsid), isi tubuh, dan serabut
ekor[1]
2. Sistem
perkembangbiakan / reproduksi
Reproduksi (Perkembangbiakan) Virus Pada Jaringan
Hidup- Virus
hanya dapat berkembang biak pada sel atau jaringan hidup. Oleh karena itu,
virus menginfeksi sel bakteri, sel hewan, atau sel tumbuhan untuk bereproduksi.
Cara reproduksi virus[2]
disebut proliferasi atau replikasi. Pada Bakteriofage reproduksinya dibedakan
menjadi dua macam, yaitu daur litik dan daur lisogenik. Pada daur litik, virus
akan menghancurkan sel induk setelah berhasil melakukan reproduksi, sedangkan
pada daur lisogenik, virus tidak menghancurkan sel bakteri tetapi virus
berintegrasi dengan DNA sel bakteri, sehingga jika bakteri membelah atau
berkembangbiak virus pun ikut membelah. Pada prinsipnya cara perkembangbiakan
virus pada hewan maupun pada tumbuhan mirip dengan yang berlangsung pada
bakteriofage, yaitu melalui fase adsorpsi, sintesis, dan lisis.[3]
a) Infeksi secara litik/daur litik
Daur
litik melalui fase-fase berikut ini:
a. Fase adsorpsi dan infeksi
Dengan ujung ekornya, fag
melekat atau menginfeksi bagian tertentu dari dinding sel bakteri, daerah itu
disebut daerah reseptor (receptor site : receptor spot). Daerah ini khas bagi
fag tertentu, dan fag jenis lain tak dapat melekat di tempat tersebut. Virus
penyerang bakteri tidak memiliki enzim-enzim untuk metabolisme,
tetapi rnemiliki enzim lisozim yang berfungsi merusak atau melubangi dinding
sel bakteri. Sesudah dinding sei bakteri terhidrolisis (rusak) oleh lisozim,
maka seluruh isi fag masuk ke dalam hospes (sel bakteri). Fag kemudian merusak
dan mengendalikan DNA bakteri.
b. Fase Replikasi (fase sintesis)
DNA fag mengadakan
pembentukan DNA (replikasi) menggunakan DNA bakteri sebagai bahan, serta
membentuk selubung protein. Maka terbentuklah beratus-ratus molekul DNA baru
virus yang lengkap dengan selubungnya
c. Fase Pembebasan virus fag – fag baru / fase lisis
Sesudah fag baru terbentuk,
sel bakteri akan pecah (lisis), sehingga keluarlah fag yang baru. Jumlah virus
baru ini dapat mencapai sekitar 200. Pembentukan partikel bakteriofag
memerlukan waktu sekitar 20 menit.
b) Infeksi secara lisogenik/daur lisogenik
Daur
lisogenik melalui fase-fase berikut ini:
a. Fase adsorpsi dan infeksi
Fag menempel pada tempat
yang spesifik. Virus melakukan penetrasi pada bakteri kemudian mengeluarkan
DNAnya ke dalam tubuh bakteri.
b. Fase penggabungan
DNA virus bersatu dengan
DNA bakteri membentuk profag. Dalam bentuk profag, sebagian besar gen berada
dalam fase tidak aktif, tetapi sedikitnya acla satu gen yang selalu aktif. Gen
aktif berfungsi untuk mengkode protein reseptor yang berfungsi menjaga agar sebagian
gen profag tidak aktif.
c. Fase pembelahan
Bila bakteri membelah diri,
profag ikut membelah sehingga dua sel anakan bakteri juga mengandung profag di
dalam selnya. Hal ini akan berlangsung terus-menerus selama sel bakteri yang
mengandung profag membelah. Jadi jelaslah bahwa pada virus tidak terjadi
pembelahan sel, tetapi terjadi penyusunan bahan virus (fag) baru yang berasal
dari bahan yang telah ada dalam sel bakteri yang diserang.
3. Klasifikasi
virus
virus tidak memiliki sitoplasma seperti pada sel serta tidak
memiliki organela sehingga tidak melakukan metabolisme. Asam nukleat adalah
senyawa yang berfungsi sebagai pembawa sifat. [7]
Ada dua jenis asam nukleat yaitu DNA
(Dioksiribo Nucleat Acid) dan RNA (Ribo Nucleat Acid). Asam nukleat virus
bermacam - macam, yaitu ada DNA ganda, DNA tunggal dan RNA. Virus tanaman
berisi RNA, virus hewan dapat mengandung RNA atau DNA saja, sedang fage berisi
DNA. Oleh sebab itu virus dapat diklasifikasikan berdasarkan tipe asam nukleat
(asam inti). Bentuk dan isi berbagai virus dapat diikhtisarkan pada tabel
berikut :
4.
Manfaat virus bagi manusia
Berikut
adalah beberapa manfaat dari penciptaan virus ini :
a.
Virus dapat digunakan untuk
memproduksi interveron yaitu sejenis senyawa yang dimanfaatkan untuk
mencegah replikasi virus di dalam sel induk.
b.
Virus juga dimanfaatkan untuk
pembuatan vaksin berbagai jenis mikroba penyebab penyakit bagi manusia
seperti: vaksin sabin dan salk untuk mencegah penyakit polio
vaksin pasteur untuk mencegah penyakit rabies.
c.
Virus juga dapat dimanfaatkan sebagai
antibakterial karena dapat menghancurkan bakteri-bakteri yang
mengganggu pada produk-produk makanan yang diawetkan.
d.
Virus juga dapat dimanfaatkan sebagai
bahan pembuatan insulin. Sebagai contoh virus penyebab kanker
dapat dicangkokkan bersama dengan gen-gen penghasil insulin atau zat
lain ke bakteri sehingga bakteri tersebut dapat berkembangbiak dengan
cepat dan sekaligus memproduksi insulin atau zat lain.
e.
Beberapa virus dapat dimanfaatkan
untuk re-kombinasi genetika. Melalui terapi gen, gen penyebab inveksi
yang terdapat di dalam virus dapat diubah menjadi gen baik (gen
Penyembuh).
f.
Virus bermanfaat sebagai antibodi
pada serum darah sebagaimana sekresi pada membran
mukosa yang membantu tubuh menghancurkan unsur-unsur asing seperti virus
(virus melawan virus).
g.
Virus berguna sebagai sebagai model
sistem untuk mempelajari peristiwa-peristiwa yang mengendalikan informasi
genetik, karena virus sebenarnya adalah potongan-potongan informasi genetik
yang berbeda dengan informasi genetik sel.[8]
|
v Fungi ( Jamur )
1.
Morfologi Fungi
Fungi
tingkat tinggi maupun tingkat rendah mempunyai oiri yang khas, yakni nberupa
benang tunggal atau bercabang- cabang yang disebut hifa. Kumpulan dari
hifa-hifa akan membentuk miselium. Fungi merupakan organisme eukariotik yang
mempunyai cirri-ciri sebagai berikut :[9]
a. mempunyai
spora,
b. memproduksi
spora,
c. tidak
mempunyai klorpfil sehingga tidak berfotosintesis,
d. dapat
berkembang biak secara seksual dan aseksual,
e. tubuh
berfilamen dan dinding sel mengandung kitin, glukan, selulosa, dan manna.
Fungi ada yang bersifat
parasit dan saprofit. Parasit apabila dalam memenuhi kebutuhan makannya dengan
mengambil dari benda hidup yang ditumpanginya, sedanghan saprofit apabila
memperoleh makanan dari benda mati dan tidak merugikan benda itu sendiri. Fungi
dapat mensintesis protein dengan mengambik sumber karbon dari karbohidrat,
sumber nitrogen dari bahan organic ataun anorganik , dan mineral dari
substratnya. Ada juga fungi yang dapat mensintesis vitamin-vitamin yang
dibutuhkan dan perkembanh biakan sendiri sehingg harus mendapatkan dari
cubstrat, misalkan thiamin dan biotin.
2.
Sistem
perkembangbiakan / reproduksi
Jamur dapat berkembang biak secara vegetatif (aseksual) dan
generatif (seksual). Perkembang biakan aseksual dapat dilakukan dengan
fragmentasi miselium (thalus) dan pembentukan spora aseksual. Ada 4 cara
perkembang biakan dengan fragmentasi thalus yaitu :
a.
dengan pembentukan tunas,
misalnya pada khamir,
b.
dengan blastospora, yaitu tunas
yang tumbuh menjadi spora, misalnya pada Candida sp,
c.
dengan arthrospora (oidium),
yaitu terjadinya segmentasi pada ujung-ujung hifa, kemudian sel-sel membulat
dan akhirnya lepas menjadi spora, misalnya pada Geotrichum sp,
d.
dengan chlamydospora, yaitu pembulatan dan penebalan
dinding sel pada hifa vegetatif, misalnya pada Geotrichum sp. Spora aseksual terbentuk melalui 2 cara. Pada jamur tingkat rendah, spora aseksual terbentuk sebagai hasil pembelahan inti berulang-ulang. Misalnya spora yang terbentuk di dalam sporangium. Spora ini disebut sporangiospora. Pada jamur tingkat tinggi, terbentuk spora yang disebut konidia. Konidi terbentuk pada ujung konidiofor, terbentuk dari ujung hifa atau dari konidi yang telah terbentuk sebelumnya.
dinding sel pada hifa vegetatif, misalnya pada Geotrichum sp. Spora aseksual terbentuk melalui 2 cara. Pada jamur tingkat rendah, spora aseksual terbentuk sebagai hasil pembelahan inti berulang-ulang. Misalnya spora yang terbentuk di dalam sporangium. Spora ini disebut sporangiospora. Pada jamur tingkat tinggi, terbentuk spora yang disebut konidia. Konidi terbentuk pada ujung konidiofor, terbentuk dari ujung hifa atau dari konidi yang telah terbentuk sebelumnya.
Perkembang biakan secara seksual, dilakukan dengan pembentukan
spora seksual dan peleburan gamet (sel seksual). Ada dua tipe kelamin [10](mating
type) dari sel seksual, yaitu tipe kelamin + (jantan) dan tipe kelamin –
(betina). Peleburan gamet terjadi antara 2 tipe kelamin yang berbeda. Proses
reproduksi secara seksual dibagi menjadi 3 tingkatan, yaitu:
a.
plasmogami yaitu meleburnya 2
plasma sel,
b.
kariogami yaitu meleburnya 2 inti
haploid yang menghasilkan satu inti diploid,
c.
meiosis yaitu pembelahan reduksi
yang menghasilkan inti haploid. Bentuk dan cara reproduksi jamur sangat
beraneka ragam, dan dapat digunakan sebagai dasar untuk mengklasifikasikan
jamur tersebut.
v Khamir
1.
Morfologi Khamir
Sel
kamir mempunyai ukuran bervariasi, yaitu dengan panjang 1-5 mm sampai 20-50 mm dan lebar 1-10 mm. Bentuk khamir
bermacam-macam, yaitu bulat, oval (Saccharomyces), sillinder, ogival
(bulat panjang dengan salah satu ujung runcing), segitiga melengkung, berbentuk
botol, apikulat atau lemon (Hanseniaspora).
Ukuran
dan bentuk sel khamir dalam kultur yang sama mungkin berbeda karena pengaruh
perbedaan umur dan kondisi lingkungan selama pertumbuhan.[11]
2. Sistem perkembangbiakan / Reproduksi
Khamir dapat tumbuh dalam
media cair dan padat dengan cara yang sama seperti bakteri. Khamir
kebanyakan berkembangbiak secara aseksual atau pertunasan. Pertunasan yaitu
suatu proses penonjolan protoplasma keluar dari dinding sel seperti pembentukan
tunas, pembesaran, dan akhirnya pelepasan diri menjadi sebuah sel khamir baru.
Mula-mula timbul suatu gelembung kecil dari permukaan sel induk. Gelembung ini
secara bertahap membesar, dan setelah mencapai ukuran yang sama dengan induknya
terjadi pengerutan yang melepaskan tunas dari induknya. Sel yang baru terbentuk
selanjutnya akan memasuki tahap pertunasan kembali. Bagi kebanyakan khamir
seperti Sacharomyces cerevisae, tunas dapat berkembang dari setiap
bagian sel induk (pertunasan multipolar), tetapi bagi beberapa spesies hanya
pada bagian tertentu saja. Pada khamir-khamir dengan pertunasan bipolar
(spesies Hanseniaspora) pembentukasn tunas terbatas pada dua bagian sel
yang berlawanan dan sel berbentuk jeruk (lemon) atau bentuk apikulatif. Pada
spesies dari genus Trigonopsis, pertunasan terbatas pada tiga titik dari
permukaan segitiga. Beberapa jenis khamir dapat berkembangbiak dengan
pembelahan.
Perkembangbiakan secara
seksual adalah dengan pembentukan askospora dalam kotak (ascus).
Askospora dapat berkembang menjadi sel somatis atau sel vegetatif. Sel
vegetatif dapat membelah membentuk sel anak. Dua sel anak ini saling menempel
dan dinding selnya larut membentuk pembuluh kopulasi yaitu tempat yang akan
dilalui oleh inti sel. Kedua inti sel mengadakan perkawinan yang dinamakan
kariogami. Hasil dari kariogami ini adalah zigot dengan sebuah inti yang
memiliki 2n kromosom. Bila sudah cukup dewasa, zigot akan membelah secara
meiosis membentuk 4 inti, kemudian membelah lagi sehingga membentuk 8 inti. Pada
ekosistem pangan, khamir dapat tumbuh bersama-sama dengan mikroorganisme lain
dan dapat tumbuh bersama berinteraksi saling menguntungkan atau merugikan.
Khamir juga berasosiasi dengan mikroorganisme, tanaman, binatang dan manusia.
Interaksi dapat mutalisme, netralisme, sinergisme atau antagonisme. [12]
3.
Klasifikasi
& Identifikasi Khamir
Sifat-sifat
penting yang digunakan untuk identifikasi dan klasifikasi khamir adalah sebagai
berikut:
a. Sifat-sifat
fisiologi
b. Sifat-sifat
morfologi
c. Sifat-sifat
kultur
d. Sifat
Reproduksi seksual
4. Manfaat Khamir bagi manusia
Penggunaan khamir dalam industri yaitu
diantaranya adalah pembuatan alkohol, bir, anggur, brem dengan cara proses
fermentasi. Selain itu diperlukan dalam industri roti dengan proses fermentasi
yang menhasilkan CO2 secara cepat sehingga membuat lubang-lubang
pada roti dan mengembangkan roti.
v Algae
1.
Morfologi
Menurut
Luning (1990) dalam Jelantik (2003), alga makroskopis memiliki ciri-ciri umum
sebagai berikut:
a. Tubuhnya tersusun dari banyak sel
b. Struktur tubuhnya berupa thallus yaitu suatu struktur yang
belum dapat dibedakan dengan jelas antara akar, batang, dan daun.
c. Di dalam sel-sel tubuhnya terdapat pigmen penyerap cahaya
yang berupa kloroplas atau kromatofor
d. Bersifat autotrof yang dapat menghasilkan zat organik dan
oksigen melalui proses fotosintesis
e. Dapat berkembang biak secara seksual dan aseksual
Struktur
anatomi thallus untuk tiap jenis alga makroskopis berbeda-beda. Ada thallus
yang memiliki percabangan dan ada pula yang tidak. Percabangan thallus ada yang
dichotomus (bercabang dua terus
menerus), pectinate (berderet searah
pada satu sisi thallus utama), pinnate (bercabang
dua-dua pada sepanjang thallus utama secara berselang-seling), dan verticillate (cabangnya berpusat
melingkari aksis atau sumbu utama). Menurut Aslan (1998) dalam Widayanti
(2008), sifat substansi thallus juga beraneka ragam, ada yang lunak seperti
gelatin (gellatinous), mengandung zat
kapur (calcareous), lunak seperti
tulang rawan (cartilaginous), dan
berserabut (spongious). Gambar
berikut menyajikan berbagai bentuk thallus dan tipe percabangannya.
|
Sebagian
besar alga mempunyai dinding sel yang jelas, tetapi beberapa marga dan sel-sel
reproduktif tertentu tidak mempunyai dinding sel. Materi penyusun dinding sel
alga adalah: selulosa, xilan, manan, polisakarida yang mengandung sulfat asam
alginate, protein, silikon, dioksida, dan CaCO3. Dinding sel alga
tidak dibentuk oleh satu senyawa, tetapi merupakan matriks dari satu materi
yang bergantian dengan materi yang lainnya atau terbentuk dari lapisan-lapisan
berbagai materi yang berbeda. Semua golongan alga mengandung klorofil dan
beberapa karotenoid. Dalam pigmen karotenoid termasuk karoten dan xantofil. Di
samping pigmen tersebut di atas yang larut dalam pelarut organik, ada pula
pigmen yang larut dalam air, yaitu fikobiliprotein, atau fikobilin. Pigmen ini
terdapat dalam alga biru dan alga merah.
2.
Sistem perkembangbiakan
Alga bereproduksi melalui dua cara yaitu seksual dan aseksual.
Reproduksi secara aseksual terjadi melalui pembelahan sel, fragmentasi, dan
pembentukan zoospora. Reproduksi secara seksual terjadi melalui isogami dan
oogami.
3.
Klasifikasi Alga
Menurut
Smith (1955), alga dibagi menjadi 7 divisi sebagai berikut:
a. Divisi Chlorophyta dengan 2 kelas yaitu, kelas Chlorophyceae
dan kelas Charophyceae
b. Divisi Euglenophyta dengan 1 kelas yaitu, kelas
Euglenophyceae
c. Divisi Pyrophyta dengan 2 kelas yaitu, kelas Despmaphyceae
dan kelas Dynophyceae.
d. Divisi Chrysophyta dengan 3 kelas yaitu, kelas
Chrysophyceae, kelas Xantophyceae, dan kelas Bacillariophyceae
e. Divisi Phaeophyta dengan 3 kelas yaitu, kelas Isogeneratae,
kelas Heterogeneratae, dan kelas Cyclosporeae
f. Divisi Cyanophyta dengan satu kelas yaitu, kelas Myxophyceae
g. Divisi Rhodophyta dengan satu kelas yaitu, kelas
Rhodophyceae
4.
Manfaat alga bagi manusia
a.
Alga cokelat bermanfaat bagi
industri makanan dan farmasi. Algin (asam alginat) yang merupakan bagian koloid
dari alga cokelat digunakan dalam pembuatan es krim, pil, tablet, salep, obat
pembersih gigi, losion, dan krem sehabis bercukur. Selain itu, alga cokelat digunakan
untuk makanan ternak dan sebagai pupuk karena kandungan nitrogen dan kaliumnya
cukup tinggi sedangkan fosfornya rendah.
b.
Alga merah jenis tertentu dapat
menghasilkan agar yang dimanfaatkan antara lain sebagai bahan makanan dan
kosmetik, misalnya Eucheuma spinosum. Di beberapa negara, misalnya
Jepang, alga merah ditanam sebagai sumber makanan. Selain itu juga dipakai
dalam industri agar, yaitu sebagai bahan yang dipakai untuk
mengeraskan/memadatkan media pertumbuhan bakteri. Beberapa alga merah yang
dikenal dengan sebutan alga koral menghasilkan kalsium karbonat di dinding
selnya. Kalsium karbonat ini sangat kuat dalam mengatasi terjangan ombak.
Kelebihan ini menjadikan alga kural memiliki peran penting dalam pembentukan
terumbu karang (Campbell et al. 2003; Solomon et al. 2005).[13]
v Protozoa
1.
Morfologi Protozoa
Semua
protozoa mempunyai vakuola kontraktil. Vakuola dapat berperan sebagai pompa
untuk mengeluarkan kelebihan air dari sel, atau untuk mengatur tekanan osmosis.
Jumlah dan letak vakuola kontraktil berbeda pada setiap spesies. Protozoa dapat
berada dalam bentuk vegetatif (trophozoite), atau bentuk istirahat yang disebut
kista. Protozoa pada keadaan yang tidak menguntungkan dapat membentuk kista
untuk mempertahankan hidupnya. Saat kita berada pada keadaan yang
menguntungkan, maka akan berkecambah menjadi sel vegetatifnya.
Protozoa
tidak mempunyai dinding sel, dan tidak mengandung selulosa atau khitin
seperti pada jamur dan algae. Kebanyakan protozoa mempunyai bentuk spesifik,
yang ditandai dengan fleksibilitas ektoplasma yang
ada dalam membran sel.
Beberapa jenis protozoa seperti Foraminifera mempunyai kerangka luar sangat
keras yang tersusun dari Si dan Ca.
Beberapa
protozoa seperti Difflugia, dapat mengikat partikel mineral untuk membentuk
kerangka luar yang keras. Radiolarian dan Heliozoan dapat menghasilkan skeleton.
Kerangka luar yang keras ini sering ditemukan dalam bentuk fosil. Kerangka luar Foraminifera
tersusun dari CaO2 sehingga koloninya dalam waktu jutaan tahun dapat membentuk
batuan kapur. Protozoa merupakan sel tunggal, yang dapat bergerak secara khas
menggunakan pseudopodia (kaki
palsu), flagela atau silia, namun ada yang tidak dapat bergerak aktif.
Berdasarkan alat gerak yang dipunyai dan mekanisme gerakan inilah protozoa
dikelompokkan ke dalam 4 kelas.[15]
2. Sistem
perkembangbiakan
Sebagian besar Protozoa berkembang biak secara aseksual (vegetatif) dengan cara :
a.
pembelahan mitosis (biner), yaitu pembelahan yang diawali dengan
pembelahan inti dan diikuti pembelahan sitoplasma, kemudian menghasilkan 2 sel
baru.Pembelahan biner terjadi pada Amoeba. Paramaecium, Euglena. Paramaecium
membelah secara membujur/ memanjang setelah terlebih dahulu melakukan
konjugasi.Euglena membelah secara membujur /memanjang (longitudinal).
b.
Spora, Perkembangbiakan aseksual pada kelas Sporozoa (Apicomplexa)
dengan membentuk spora melalui proses sporulasi di dalam tubuh nyamuk
Anopheles. Spora yang dihasilkan disebut sporozoid.
3.
Klasifikasi
Protozoa memiliki 4 kelas yang dibedakan berdasarkan alat geraknya.
Protozoa memiliki 4 kelas yang dibedakan berdasarkan alat geraknya.
a.
Rhizopoda
Bergerak dengan kaki semu (pseudopodia)yang
merupakan penjuluran protoplasma sel. Hidup di air tawar, air laut,
tempat-tempat basah, dan sebagian ada yang hidup dalam tubuh hewan atau
manusia.Jenis yang paling mudah diamati adalah Amoeba.
Ektoamoeba adalah jenis Amoeba yang hidup di
luar tubuh organisme lain (hidup bebas), contohnya Ameoba proteus,
Foraminifera, Arcella, Radiolaria.
Entamoeba adalah jenis Amoeba yang hidup di
dalam tubuh organisme, contohnya Entamoeba histolityca, Entamoeba coli.
b.
Flagellata
(Mastigophora)
Bergerak dengan flagel (bulu cambuk) yang digunakan juga sebagai alat indera dan alat bantu untuk menangkap makanan.
Dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu
:
- Fitoflagellata, Flagellata autotrofik (berkloroplas), dapat berfotosintesis. Contohnya : Euglena viridis, Noctiluca milliaris, Volvox globator.Zooflagellata
- Flagellata heterotrofik (Tidak berkloroplas).Contohnya : Trypanosoma gambiens, Leishmania.[16]
c.
Ciliata
(Ciliophora)
Anggota
Ciliata ditandai dengan adanya silia (bulu getar) pada suatu fase hidupnya,
yang digunakan sebagai alat gerak dan mencari makanan. Ukuran silia lebih
pendek dari flagel. Memiliki 2 inti sel (nukleus), yaitu makronukleus (inti
besar) yang mengendalikan fungsi hidup sehari-hari dengan cara mensisntesis
RNA, juga penting untuk reproduksi aseksual, dan mikronukleus (inti kecil) yang
dipertukarkan pada saat konjugasi untuk proses reproduksi seksual.
Ditemukan
vakuola kontraktil yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan air dalam
tubuhnya. Banyak ditemukan hidup di laut maupun di air tawar.
Contoh : Paramaecium
caudatum, Stentor, Didinium, Vorticella, Balantidium coli.
d.
Apicomplexa
(Sporozoa)
Tidak
memiliki alat gerak khusus, menghasilkan spora (sporozoid) sebagai cara
perkembang biakannya. Sporozoid memiliki organel-organel kompleks pada salah
satu ujung (apex) selnya yang dikhususkan untuk menembus sel dan jaringan
inang. Hidupnya parasit pada manusia dan hewan.
Contoh : Plasmodium falciparum, Plasmodium malariae,Plasmodium vivax. Gregarina.
Contoh : Plasmodium falciparum, Plasmodium malariae,Plasmodium vivax. Gregarina.
4.
Manfaat
protozoa bagi manusia
a.
Mengendalikan
populasi Bakteri, sebagian Protozoa memangsa Bakteri sebagai makanannya,
sehingga dapat mengontrol jumlah populasi Bakteri di alam
b.
Sumber
makanan ikan, Di perairan sebagian Protozoa berperan sebagai plankton
(zooplankton) dan benthos yang menjadi makanan hewan air, terutama udang,
kepiting, ikan, dll
c.
Indikator
minyak bumi, Fosil Foraminifera menjadi petunjuk sumber minyak, gas, dan
mineral
d.
Bahan
penggosok, Endapan Radiolaria di dasar laut yang membentuk tanah radiolaria,
dapat dijadikan sebagai bahan penggosok.[17]
[1]
http.www.google.com.(situs web : http://d5d.org/morfologi-virus#.UTdLO6BR69s)/
Maret 09, 2013,cet-1,jam 22.30
[3]
http.www.google.com.com.(situs web : http://budisma.web.id/materi/sma/kelas-x-biologi/reproduksi-virus-2/)/
Maret 09, 2013,cet-1,jam 22.30
[4]
Ibid. http.www.google.com.com.(situs web : http://budisma.web.id/materi/sma/kelas-x-biologi/reproduksi-virus-2/)/
Maret 09, 2013,cet-1,jam 22.30
[5]
Ibid. http.www.google.com.com.(situs web : http://budisma.web.id/materi/sma/kelas-x-biologi/reproduksi-virus-2/)/
Maret 09, 2013,cet-2,jam 22.30
[6]Opcit.
http.www.google.com.(situs web : http://budisma.web.id/materi/sma/
kelas-x-biologi/reproduksi-virus-2/)/ Maret 09, 2013,cet-1,jam 22.30
[7]
http.www.google.com.(situs web : http://www.adipedia.com/2011/04/morfologi-virus-dan-sifat-sifat-virus.html)/
Maret 09, 2013,cet-1,jam 22.30
[8]http.www.google.com.(situs
web : http://semuaitubermanfaat.blogspot.com
/2012/01/manfaat-virus-bagi-kehidupan-manusia.html#ixzz2MlrCbwcC)/ Maret 09, 2013,cet-1,jam 22.30
[9]
http.www.google.com.(situs web : http://munief86.wordpress.com/2008/10/05/morfologi/)/
Maret 09, 2013,cet-1,jam 22.30
[10]
http.www.google.com.(situs web : http://sudarnihimbio.blogspot.com/2009/12/fungi-jamur.html)/
Maret 09, 2013,cet-1,jam 22.30
[11]http.www.google.com.(situs
web : http://andre4088.blogspot.com/2012/02/khamir.html)/ Maret 09,
2013,cet-1,jam 22.30
[12]
http.www.google.com.(situs web : http://agritechlovers.blogspot.com
/2011/05/morfologi-dan-ciri-ciri-khamir.html)/ Maret 09, 2013,cet-1,jam 22.30
[13]
http.www.google.com.(situs web : http://ismai-landi.blogspot.com/2012/04/makalah-klasifikasi-kelompok-alga.html)/
Maret 09, 2013,cet-1,jam 22.30
[14]
www.wikipedia.co.id
[15]
http.wikipedia.com
[16] www.google.com. (situs web : http://www.adipedia.com/2011/04/ciri-ciri-dan-klasifikasi-protozoa.html)/
Maret 09, 2013,cet-1,jam 22.30
[17]http.google.com.
(situs web : http://d5d.org/peranan-protozoa#.UTdUqaBR69s)/
Maret 09, 2013,cet-1,jam 22.30
No comments:
Post a Comment