Wednesday, April 20, 2016

Morfologi, sistem perkembangbiakan & klasifikasi virus, fungi (jamur), khamir, algae & protozoa serta manfaat



Morfologi, sistem perkembangbiakan & klasifikasi virus, fungi (jamur), khamir, algae & protozoa serta manfaat

v  Virus
 1.      Morfologi virus
Morfologi virus sebagai berikut :
a)     Virus berukuran aseluler (tidak mempunyai sel).
b)     Virus berukuran amat kecil, jauh lebih kecil daripada bakteri.
c)      Virus hanya memiliki sala satu macam asam nukleat (RNA atau DNA).
d)     Virus umumnya berupa semacam hablur (kristal) dan bentuknya sangat bervariasi
e)     Tubuh virus terdiri atas kepala, kulit(selubung atau kapsid), isi tubuh, dan serabut ekor[1]
2.      Sistem perkembangbiakan / reproduksi
Reproduksi (Perkembangbiakan) Virus Pada Jaringan Hidup- Virus hanya dapat berkembang biak pada sel atau jaringan hidup. Oleh karena itu, virus menginfeksi sel bakteri, sel hewan, atau sel tumbuhan untuk bereproduksi. Cara reproduksi virus[2] disebut proliferasi atau replikasi. Pada Bakteriofage reproduksinya dibedakan menjadi dua macam, yaitu daur litik dan daur lisogenik. Pada daur litik, virus akan menghancurkan sel induk setelah berhasil melakukan reproduksi, sedangkan pada daur lisogenik, virus tidak menghancurkan sel bakteri tetapi virus berintegrasi dengan DNA sel bakteri, sehingga jika bakteri membelah atau berkembangbiak virus pun ikut membelah. Pada prinsipnya cara perkembangbiakan virus pada hewan maupun pada tumbuhan mirip dengan yang berlangsung pada bakteriofage, yaitu melalui fase adsorpsi, sintesis, dan lisis.[3]
a)     Infeksi secara litik/daur litik
Daur litik melalui fase-fase berikut ini:
a. Fase adsorpsi dan infeksi
Dengan ujung ekornya, fag melekat atau menginfeksi bagian tertentu dari dinding sel bakteri, daerah itu disebut daerah reseptor (receptor site : receptor spot). Daerah ini khas bagi fag tertentu, dan fag jenis lain tak dapat melekat di tempat tersebut. Virus penyerang bakteri tidak memiliki enzim-enzim untuk metabolisme, tetapi rnemiliki enzim lisozim yang berfungsi merusak atau melubangi dinding sel bakteri. Sesudah dinding sei bakteri terhidrolisis (rusak) oleh lisozim, maka seluruh isi fag masuk ke dalam hospes (sel bakteri). Fag kemudian merusak dan mengendalikan DNA bakteri.
b. Fase Replikasi (fase sintesis)
DNA fag mengadakan pembentukan DNA (replikasi) menggunakan DNA bakteri sebagai bahan, serta membentuk selubung protein. Maka terbentuklah beratus-ratus molekul DNA baru virus yang lengkap dengan selubungnya
c. Fase Pembebasan virus fag – fag baru / fase lisis
Sesudah fag baru terbentuk, sel bakteri akan pecah (lisis), sehingga keluarlah fag yang baru. Jumlah virus baru ini dapat mencapai sekitar 200. Pembentukan partikel bakteriofag memerlukan waktu sekitar 20 menit.
b)     Infeksi secara lisogenik/daur lisogenik
Daur lisogenik melalui fase-fase berikut ini:
a. Fase adsorpsi dan infeksi
Fag menempel pada tempat yang spesifik. Virus melakukan penetrasi pada bakteri kemudian mengeluarkan DNAnya ke dalam tubuh bakteri.
b. Fase penggabungan
DNA virus bersatu dengan DNA bakteri membentuk profag. Dalam bentuk profag, sebagian besar gen berada dalam fase tidak aktif, tetapi sedikitnya acla satu gen yang selalu aktif. Gen aktif berfungsi untuk mengkode protein reseptor yang berfungsi menjaga agar sebagian gen profag tidak aktif.
c. Fase pembelahan
Bila bakteri membelah diri, profag ikut membelah sehingga dua sel anakan bakteri juga mengandung profag di dalam selnya. Hal ini akan berlangsung terus-menerus selama sel bakteri yang mengandung profag membelah. Jadi jelaslah bahwa pada virus tidak terjadi pembelahan sel, tetapi terjadi penyusunan bahan virus (fag) baru yang berasal dari bahan yang telah ada dalam sel bakteri yang diserang.

3.      Klasifikasi virus
virus tidak memiliki sitoplasma seperti pada sel serta tidak memiliki organela sehingga tidak melakukan metabolisme. Asam nukleat adalah senyawa yang berfungsi sebagai pembawa sifat. [7]
Ada dua jenis asam nukleat yaitu DNA (Dioksiribo Nucleat Acid) dan RNA (Ribo Nucleat Acid). Asam nukleat virus bermacam - macam, yaitu ada DNA ganda, DNA tunggal dan RNA. Virus tanaman berisi RNA, virus hewan dapat mengandung RNA atau DNA saja, sedang fage berisi DNA. Oleh sebab itu virus dapat diklasifikasikan berdasarkan tipe asam nukleat (asam inti). Bentuk dan isi berbagai virus dapat diikhtisarkan pada tabel berikut :
4.      Manfaat virus bagi manusia

Berikut adalah beberapa manfaat dari penciptaan virus ini :
a.    Virus dapat digunakan untuk memproduksi interveron yaitu sejenis senyawa yang dimanfaatkan untuk mencegah replikasi virus di dalam sel induk.
b.    Virus juga dimanfaatkan untuk pembuatan vaksin berbagai jenis mikroba penyebab penyakit bagi manusia seperti: vaksin sabin dan salk untuk mencegah penyakit polio vaksin pasteur untuk mencegah penyakit rabies. 
c.     Virus juga dapat dimanfaatkan sebagai antibakterial karena dapat menghancurkan bakteri-bakteri yang mengganggu pada produk-produk makanan yang diawetkan.
d.    Virus juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan insulin. Sebagai contoh virus penyebab kanker dapat dicangkokkan bersama dengan gen-gen penghasil insulin atau zat lain ke bakteri sehingga bakteri tersebut dapat berkembangbiak dengan cepat dan sekaligus memproduksi insulin atau zat lain.
e.    Beberapa virus dapat dimanfaatkan untuk re-kombinasi genetika. Melalui terapi gen, gen penyebab inveksi yang terdapat di dalam virus dapat diubah menjadi gen baik (gen Penyembuh).
f.      Virus bermanfaat sebagai antibodi pada serum darah sebagaimana sekresi pada membran mukosa yang membantu tubuh menghancurkan unsur-unsur asing seperti virus (virus melawan virus).
g.    Virus berguna sebagai sebagai model sistem untuk mempelajari peristiwa-peristiwa yang mengendalikan informasi genetik, karena virus sebenarnya adalah potongan-potongan informasi genetik yang berbeda dengan informasi genetik sel.[8]
v  Fungi ( Jamur )
 1.      Morfologi Fungi
Fungi tingkat tinggi maupun tingkat rendah mempunyai oiri yang khas, yakni nberupa benang tunggal atau bercabang- cabang yang disebut hifa. Kumpulan dari hifa-hifa akan membentuk miselium. Fungi merupakan organisme eukariotik yang mempunyai cirri-ciri sebagai berikut :[9]
a.    mempunyai spora,
b.    memproduksi spora,
c.     tidak mempunyai klorpfil sehingga tidak berfotosintesis,
d.    dapat berkembang biak secara seksual dan aseksual,
e.    tubuh berfilamen dan dinding sel mengandung kitin, glukan, selulosa, dan manna.
Fungi ada yang bersifat parasit dan saprofit. Parasit apabila dalam memenuhi kebutuhan makannya dengan mengambil dari benda hidup yang ditumpanginya, sedanghan saprofit apabila memperoleh makanan dari benda mati dan tidak merugikan benda itu sendiri. Fungi dapat mensintesis protein dengan mengambik sumber karbon dari karbohidrat, sumber nitrogen dari bahan organic ataun anorganik , dan mineral dari substratnya. Ada juga fungi yang dapat mensintesis vitamin-vitamin yang dibutuhkan dan perkembanh biakan sendiri sehingg harus mendapatkan dari cubstrat, misalkan thiamin dan biotin.
2.      Sistem perkembangbiakan / reproduksi
Jamur dapat berkembang biak secara vegetatif (aseksual) dan generatif (seksual). Perkembang biakan aseksual dapat dilakukan dengan fragmentasi miselium (thalus) dan pembentukan spora aseksual. Ada 4 cara perkembang biakan dengan fragmentasi thalus yaitu :
a.    dengan pembentukan tunas, misalnya pada khamir,
b.    dengan blastospora, yaitu tunas yang tumbuh menjadi spora, misalnya pada Candida sp,
c.     dengan arthrospora (oidium), yaitu terjadinya segmentasi pada ujung-ujung hifa, kemudian sel-sel membulat dan akhirnya lepas menjadi spora, misalnya pada Geotrichum sp,
d.    dengan chlamydospora, yaitu pembulatan dan penebalan
dinding sel pada hifa vegetatif, misalnya pada Geotrichum sp. Spora aseksual terbentuk melalui 2 cara. Pada jamur tingkat rendah, spora aseksual terbentuk sebagai hasil pembelahan inti berulang-ulang. Misalnya spora yang terbentuk di dalam sporangium. Spora ini disebut sporangiospora. Pada jamur tingkat tinggi, terbentuk spora yang disebut konidia. Konidi terbentuk pada ujung konidiofor, terbentuk dari ujung hifa atau dari konidi yang telah terbentuk sebelumnya.


Perkembang biakan secara seksual, dilakukan dengan pembentukan spora seksual dan peleburan gamet (sel seksual). Ada dua tipe kelamin [10](mating type) dari sel seksual, yaitu tipe kelamin + (jantan) dan tipe kelamin – (betina). Peleburan gamet terjadi antara 2 tipe kelamin yang berbeda. Proses reproduksi secara seksual dibagi menjadi 3 tingkatan, yaitu:
a.    plasmogami yaitu meleburnya 2 plasma sel,
b.    kariogami yaitu meleburnya 2 inti haploid yang menghasilkan satu inti diploid,
c.     meiosis yaitu pembelahan reduksi yang menghasilkan inti haploid. Bentuk dan cara reproduksi jamur sangat beraneka ragam, dan dapat digunakan sebagai dasar untuk mengklasifikasikan jamur tersebut.

v  Khamir
1.      Morfologi Khamir
Sel kamir mempunyai ukuran bervariasi, yaitu dengan panjang 1-5 mm sampai 20-50 mm dan lebar 1-10 mm. Bentuk khamir bermacam-macam, yaitu bulat, oval (Saccharomyces), sillinder, ogival (bulat panjang dengan salah satu ujung runcing), segitiga melengkung, berbentuk botol, apikulat atau lemon (Hanseniaspora).
Ukuran dan bentuk sel khamir dalam kultur yang sama mungkin berbeda karena pengaruh perbedaan umur dan kondisi lingkungan selama pertumbuhan.[11]

2.       Sistem perkembangbiakan / Reproduksi
Khamir dapat tumbuh dalam media cair dan padat dengan cara yang sama seperti bakteri.  Khamir kebanyakan berkembangbiak secara aseksual atau pertunasan. Pertunasan yaitu suatu proses penonjolan protoplasma keluar dari dinding sel seperti pembentukan tunas, pembesaran, dan akhirnya pelepasan diri menjadi sebuah sel khamir baru. Mula-mula timbul suatu gelembung kecil dari permukaan sel induk. Gelembung ini secara bertahap membesar, dan setelah mencapai ukuran yang sama dengan induknya terjadi pengerutan yang melepaskan tunas dari induknya. Sel yang baru terbentuk selanjutnya akan memasuki tahap pertunasan kembali. Bagi kebanyakan khamir seperti Sacharomyces cerevisae, tunas dapat berkembang dari setiap bagian sel induk (pertunasan multipolar), tetapi bagi beberapa spesies hanya pada bagian tertentu saja. Pada khamir-khamir dengan pertunasan bipolar (spesies Hanseniaspora) pembentukasn tunas terbatas pada dua bagian sel yang berlawanan dan sel berbentuk jeruk (lemon) atau bentuk apikulatif. Pada spesies dari genus Trigonopsis, pertunasan terbatas pada tiga titik dari permukaan segitiga. Beberapa jenis khamir dapat berkembangbiak dengan pembelahan.
Perkembangbiakan secara seksual adalah dengan pembentukan askospora dalam kotak (ascus). Askospora dapat berkembang menjadi sel somatis atau sel vegetatif. Sel vegetatif dapat membelah membentuk sel anak. Dua sel anak ini saling menempel dan dinding selnya larut membentuk pembuluh kopulasi yaitu tempat yang akan dilalui oleh inti sel. Kedua inti sel mengadakan perkawinan yang dinamakan kariogami. Hasil dari kariogami ini adalah zigot dengan sebuah inti yang memiliki 2n kromosom. Bila sudah cukup dewasa, zigot akan membelah secara meiosis membentuk 4 inti, kemudian membelah lagi sehingga membentuk 8 inti. Pada ekosistem pangan, khamir dapat tumbuh bersama-sama dengan mikroorganisme lain dan dapat tumbuh bersama berinteraksi saling menguntungkan atau merugikan. Khamir juga berasosiasi dengan mikroorganisme, tanaman, binatang dan manusia. Interaksi dapat mutalisme, netralisme, sinergisme atau antagonisme. [12]
3.      Klasifikasi & Identifikasi Khamir
Sifat-sifat penting yang digunakan untuk identifikasi dan klasifikasi khamir adalah sebagai berikut:
a.    Sifat-sifat fisiologi
b.    Sifat-sifat morfologi
c.     Sifat-sifat kultur
d.    Sifat Reproduksi seksual

4.      Manfaat Khamir bagi manusia
Penggunaan khamir dalam industri yaitu diantaranya adalah pembuatan alkohol, bir, anggur, brem dengan cara proses fermentasi. Selain itu diperlukan dalam industri roti dengan proses fermentasi yang menhasilkan CO2 secara cepat sehingga membuat lubang-lubang pada roti dan mengembangkan roti.

v  Algae
1.      Morfologi
Menurut Luning (1990) dalam Jelantik (2003), alga makroskopis memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut:
a.    Tubuhnya tersusun dari banyak sel
b.    Struktur tubuhnya berupa thallus yaitu suatu struktur yang belum dapat dibedakan dengan jelas antara akar, batang, dan daun.
c.     Di dalam sel-sel tubuhnya terdapat pigmen penyerap cahaya yang berupa kloroplas atau kromatofor
d.    Bersifat autotrof yang dapat menghasilkan zat organik dan oksigen melalui proses fotosintesis
e.    Dapat berkembang biak secara seksual dan aseksual
Struktur anatomi thallus untuk tiap jenis alga makroskopis berbeda-beda. Ada thallus yang memiliki percabangan dan ada pula yang tidak. Percabangan thallus ada yang dichotomus (bercabang dua terus menerus), pectinate (berderet searah pada satu sisi thallus utama), pinnate (bercabang dua-dua pada sepanjang thallus utama secara berselang-seling), dan verticillate (cabangnya berpusat melingkari aksis atau sumbu utama). Menurut Aslan (1998) dalam Widayanti (2008), sifat substansi thallus juga beraneka ragam, ada yang lunak seperti gelatin (gellatinous), mengandung zat kapur (calcareous), lunak seperti tulang rawan (cartilaginous), dan berserabut (spongious). Gambar berikut menyajikan berbagai bentuk thallus dan tipe percabangannya.

Sebagian besar alga mempunyai dinding sel yang jelas, tetapi beberapa marga dan sel-sel reproduktif tertentu tidak mempunyai dinding sel. Materi penyusun dinding sel alga adalah: selulosa, xilan, manan, polisakarida yang mengandung sulfat asam alginate, protein, silikon, dioksida, dan CaCO3. Dinding sel alga tidak dibentuk oleh satu senyawa, tetapi merupakan matriks dari satu materi yang bergantian dengan materi yang lainnya atau terbentuk dari lapisan-lapisan berbagai materi yang berbeda. Semua golongan alga mengandung klorofil dan beberapa karotenoid. Dalam pigmen karotenoid termasuk karoten dan xantofil. Di samping pigmen tersebut di atas yang larut dalam pelarut organik, ada pula pigmen yang larut dalam air, yaitu fikobiliprotein, atau fikobilin. Pigmen ini terdapat dalam alga biru dan alga merah.

2.      Sistem perkembangbiakan
Alga bereproduksi melalui dua cara yaitu seksual dan aseksual. Reproduksi secara aseksual terjadi melalui pembelahan sel, fragmentasi, dan pembentukan zoospora. Reproduksi secara seksual terjadi melalui isogami dan oogami.

3.      Klasifikasi Alga
Menurut Smith (1955), alga dibagi menjadi 7 divisi sebagai berikut:
a.    Divisi Chlorophyta dengan 2 kelas yaitu, kelas Chlorophyceae dan kelas Charophyceae
b.    Divisi Euglenophyta dengan 1 kelas yaitu, kelas Euglenophyceae
c.     Divisi Pyrophyta dengan 2 kelas yaitu, kelas Despmaphyceae dan kelas Dynophyceae.
d.    Divisi Chrysophyta dengan 3 kelas yaitu, kelas Chrysophyceae, kelas Xantophyceae, dan kelas Bacillariophyceae
e.    Divisi Phaeophyta dengan 3 kelas yaitu, kelas Isogeneratae, kelas Heterogeneratae, dan kelas Cyclosporeae
f.      Divisi Cyanophyta dengan satu kelas yaitu, kelas Myxophyceae
g.    Divisi Rhodophyta dengan satu kelas yaitu, kelas Rhodophyceae

4.      Manfaat alga bagi manusia
a.    Alga cokelat bermanfaat bagi industri makanan dan farmasi. Algin (asam alginat) yang merupakan bagian koloid dari alga cokelat digunakan dalam pembuatan es krim, pil, tablet, salep, obat pembersih gigi, losion, dan krem sehabis bercukur. Selain itu, alga cokelat digunakan untuk makanan ternak dan sebagai pupuk karena kandungan nitrogen dan kaliumnya cukup tinggi sedangkan fosfornya rendah.
b.    Alga merah jenis tertentu dapat menghasilkan agar yang dimanfaatkan antara lain sebagai bahan makanan dan kosmetik, misalnya Eucheuma spinosum. Di beberapa negara, misalnya Jepang, alga merah ditanam sebagai sumber makanan. Selain itu juga dipakai dalam industri agar, yaitu sebagai bahan yang dipakai untuk  mengeraskan/memadatkan media pertumbuhan bakteri. Beberapa alga merah yang dikenal dengan sebutan alga koral menghasilkan kalsium karbonat di dinding selnya. Kalsium karbonat ini sangat kuat dalam mengatasi terjangan ombak. Kelebihan ini menjadikan alga kural memiliki peran penting dalam pembentukan terumbu karang (Campbell et al. 2003; Solomon et al. 2005).[13]

v  Protozoa

1.      Morfologi Protozoa
Semua protozoa mempunyai vakuola kontraktil. Vakuola dapat berperan sebagai pompa untuk mengeluarkan kelebihan air dari sel, atau untuk mengatur tekanan osmosis. Jumlah dan letak vakuola kontraktil berbeda pada setiap spesies. Protozoa dapat berada dalam bentuk vegetatif (trophozoite), atau bentuk istirahat yang disebut kista. Protozoa pada keadaan yang tidak menguntungkan dapat membentuk kista untuk mempertahankan hidupnya. Saat kita berada pada keadaan yang menguntungkan, maka akan berkecambah menjadi sel vegetatifnya.
Protozoa tidak mempunyai dinding sel, dan tidak mengandung selulosa atau khitin seperti pada jamur dan algae. Kebanyakan protozoa mempunyai bentuk spesifik, yang ditandai dengan fleksibilitas ektoplasma yang ada dalam membran sel. Beberapa jenis protozoa seperti Foraminifera mempunyai kerangka luar sangat keras yang tersusun dari Si dan Ca.
Beberapa protozoa seperti Difflugia, dapat mengikat partikel mineral untuk membentuk kerangka luar yang keras. Radiolarian dan Heliozoan dapat menghasilkan skeleton. Kerangka luar yang keras ini sering ditemukan dalam bentuk fosil. Kerangka luar Foraminifera tersusun dari CaO2 sehingga koloninya dalam waktu jutaan tahun dapat membentuk batuan kapur. Protozoa merupakan sel tunggal, yang dapat bergerak secara khas menggunakan pseudopodia (kaki palsu), flagela atau silia, namun ada yang tidak dapat bergerak aktif. Berdasarkan alat gerak yang dipunyai dan mekanisme gerakan inilah protozoa dikelompokkan ke dalam 4 kelas.[15]




2.      Sistem perkembangbiakan

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIcmP6WaeeBzfyQVxn7qgs_n_HYmPel_H4bGBwcA4JtYXyRhNAV9doAZx-uHVnPuKTwu6J91vMIQk71s65p9M7PZLKSdZ5AmLS_61SRBtqShyphenhyphenTZm0NVBrbPwVxUMk1iSoAAMI0Qs0qeao/s1600/pembelahan-mitosis.jpg
Pembelahan mitosis

Sebagian besar Protozoa berkembang biak secara aseksual (vegetatif) dengan cara :
a.    pembelahan mitosis (biner), yaitu pembelahan yang diawali dengan pembelahan inti dan diikuti pembelahan sitoplasma, kemudian menghasilkan 2 sel baru.Pembelahan biner terjadi pada Amoeba. Paramaecium, Euglena. Paramaecium membelah secara membujur/ memanjang setelah terlebih dahulu melakukan konjugasi.Euglena membelah secara membujur /memanjang (longitudinal).
b.    Spora, Perkembangbiakan aseksual pada kelas Sporozoa (Apicomplexa) dengan membentuk spora melalui proses sporulasi di dalam tubuh nyamuk Anopheles. Spora yang dihasilkan disebut sporozoid.

3.      Klasifikasi
Protozoa memiliki 4 kelas yang dibedakan berdasarkan alat geraknya.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj59BTZY72D-7M7TVG8NOCbvyf0eMXpoTRYo-5qR5nU9mgVILp6bBjCEJ9WITSTBNubolSBAzWLUhZ2EtauTxH2a-aoDgKbOCpjuCPnDbPd6IWrZSZ6BmqeKRRv6JPi5XUqpLRwTXEaSZU/s1600/klasifikasi-protozoa.jpg
a.    Rhizopoda
Bergerak dengan kaki semu (pseudopodia)yang merupakan penjuluran protoplasma sel. Hidup di air tawar, air laut, tempat-tempat basah, dan sebagian ada yang hidup dalam tubuh hewan atau manusia.Jenis yang paling mudah diamati adalah Amoeba.
Ektoamoeba adalah jenis Amoeba yang hidup di luar tubuh organisme lain (hidup bebas), contohnya Ameoba proteus, Foraminifera, Arcella, Radiolaria.
Entamoeba adalah jenis Amoeba yang hidup di dalam tubuh organisme, contohnya Entamoeba histolityca, Entamoeba coli.

b.    Flagellata (Mastigophora)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVoYDwAfZTvnnVYTq2R-PeXxxNBeQoDZPMiTFfM4FBKfFOu6zwvzvWkTH-t_bm5bjsG2_858TC5KYvyJ_JizpdNlTzZYWzPYjxVpYIKiSN2GXnnb8hlQHFpr60YJkHyyT5PjIPLtgE7-8/s1600/flagellata.jpg
Flagellata

            Bergerak dengan flagel (bulu cambuk) yang digunakan juga sebagai alat indera dan alat bantu untuk menangkap makanan.
Dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :
  1. Fitoflagellata, Flagellata autotrofik (berkloroplas), dapat berfotosintesis. Contohnya : Euglena viridis, Noctiluca milliaris, Volvox globator.Zooflagellata
  2. Flagellata heterotrofik (Tidak berkloroplas).Contohnya : Trypanosoma gambiens, Leishmania.[16]






c.     Ciliata (Ciliophora)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2wU7xf8rGq6ruxlThf9lOm_-JluBeN01KDyl5nH4QsZ2Hh2nfdaPQSf3oyB8tfLFlvamv7PfzZ-XkYVpnMqUVKPbT2AH4DVe00NQeeIihSxcmqVLE6NON8JPMDWG2v60H88h7vigdSxM/s1600/cillliata.jpg
Ciliata

Anggota Ciliata ditandai dengan adanya silia (bulu getar) pada suatu fase hidupnya, yang digunakan sebagai alat gerak dan mencari makanan. Ukuran silia lebih pendek dari flagel. Memiliki 2 inti sel (nukleus), yaitu makronukleus (inti besar) yang mengendalikan fungsi hidup sehari-hari dengan cara mensisntesis RNA, juga penting untuk reproduksi aseksual, dan mikronukleus (inti kecil) yang dipertukarkan pada saat konjugasi untuk proses reproduksi seksual.
Ditemukan vakuola kontraktil yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan air dalam tubuhnya. Banyak ditemukan hidup di laut maupun di air tawar.
Contoh : Paramaecium caudatum, Stentor, Didinium, Vorticella, Balantidium coli.
d.    Apicomplexa (Sporozoa)
Tidak memiliki alat gerak khusus, menghasilkan spora (sporozoid) sebagai cara perkembang biakannya. Sporozoid memiliki organel-organel kompleks pada salah satu ujung (apex) selnya yang dikhususkan untuk menembus sel dan jaringan inang. Hidupnya parasit pada manusia dan hewan.
Contoh : Plasmodium falciparum, Plasmodium malariae,Plasmodium vivax. Gregarina.
4.      Manfaat protozoa bagi manusia
a.    Mengendalikan populasi Bakteri, sebagian Protozoa memangsa Bakteri sebagai makanannya, sehingga dapat mengontrol jumlah populasi Bakteri di alam
b.    Sumber makanan ikan, Di perairan sebagian Protozoa berperan sebagai plankton (zooplankton) dan benthos yang menjadi makanan hewan air, terutama udang, kepiting, ikan, dll
c.     Indikator minyak bumi, Fosil Foraminifera menjadi petunjuk sumber minyak, gas, dan mineral
d.    Bahan penggosok, Endapan Radiolaria di dasar laut yang membentuk tanah radiolaria, dapat dijadikan sebagai bahan penggosok.[17]









[1] http.www.google.com.(situs web : http://d5d.org/morfologi-virus#.UTdLO6BR69s)/ Maret 09, 2013,cet-1,jam 22.30

[2] Virus adalah merupakan salah satu jenis mikroorganisme parasit

[3] http.www.google.com.com.(situs web : http://budisma.web.id/materi/sma/kelas-x-biologi/reproduksi-virus-2/)/ Maret 09, 2013,cet-1,jam 22.30

[4] Ibid. http.www.google.com.com.(situs web : http://budisma.web.id/materi/sma/kelas-x-biologi/reproduksi-virus-2/)/ Maret 09, 2013,cet-1,jam 22.30
[5] Ibid. http.www.google.com.com.(situs web : http://budisma.web.id/materi/sma/kelas-x-biologi/reproduksi-virus-2/)/ Maret 09, 2013,cet-2,jam 22.30

[6]Opcit. http.www.google.com.(situs web : http://budisma.web.id/materi/sma/ kelas-x-biologi/reproduksi-virus-2/)/ Maret 09, 2013,cet-1,jam 22.30

[7] http.www.google.com.(situs web : http://www.adipedia.com/2011/04/morfologi-virus-dan-sifat-sifat-virus.html)/ Maret 09, 2013,cet-1,jam 22.30


[8]http.www.google.com.(situs web : http://semuaitubermanfaat.blogspot.com /2012/01/manfaat-virus-bagi-kehidupan-manusia.html#ixzz2MlrCbwcC)/ Maret 09, 2013,cet-1,jam 22.30
[9] http.www.google.com.(situs web : http://munief86.wordpress.com/2008/10/05/morfologi/)/ Maret 09, 2013,cet-1,jam 22.30
[10] http.www.google.com.(situs web : http://sudarnihimbio.blogspot.com/2009/12/fungi-jamur.html)/ Maret 09, 2013,cet-1,jam 22.30
[11]http.www.google.com.(situs web : http://andre4088.blogspot.com/2012/02/khamir.html)/ Maret 09, 2013,cet-1,jam 22.30
[12] http.www.google.com.(situs web : http://agritechlovers.blogspot.com /2011/05/morfologi-dan-ciri-ciri-khamir.html)/ Maret 09, 2013,cet-1,jam 22.30

[13] http.www.google.com.(situs web : http://ismai-landi.blogspot.com/2012/04/makalah-klasifikasi-kelompok-alga.html)/ Maret 09, 2013,cet-1,jam 22.30
[14] www.wikipedia.co.id
[15] http.wikipedia.com
[16] www.google.com. (situs web : http://www.adipedia.com/2011/04/ciri-ciri-dan-klasifikasi-protozoa.html)/ Maret 09, 2013,cet-1,jam 22.30

[17]http.google.com. (situs web :  http://d5d.org/peranan-protozoa#.UTdUqaBR69s)/ Maret 09, 2013,cet-1,jam 22.30

No comments:

Post a Comment